POSISI WANITA DALAM IDEOLOGI KANURAGAN WAROK PONOROGO

Nia Ulfia Krismawati

Abstract


Berperan sebagai istri warok, mengharuskan wanita menerima kodrat sebagai wani di tata yakni diharuskan tunduk terhadap suami. Sistem patriarki yang mengakar kuat memposisikan wanita pada golongan lemah. Stereotip menjadi wanita baik (konsep jawa) telah menjadi pedoman hidup dalam berumah tangga dan tanpa disadari membawanya pada posisi yang lemah. Dalam menjalai kehidupan sebagai istri warok, seorang wanita harus rela untuk membagi ranah publik pada gemblak yang berperan sebagai pendamping warok. Artikel ini bertujuan untuk menganalisis posisi wanita dalam konteks keluarga sebagai konsekuensi dari ideologi kanuragan yang dianut oleh warok. Pasrah dan lega lila adalah dua kata yang dirasa tepat untuk menggambarkan posisi wanita di tengah budaya menggemblak yang hanya bersifat nerimo. Metode yang digunakan adalah historis dengan menggunakan sumber primer dan sekunder. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, kepemilikan atas gemblak yang dinobatkan sebagai tradisi dan konsekuensi dari ideologi kanuragan telah menempatkan wanita pada posisi lemah dalam konteks keluarga.

Keywords


Wanita, warok, gemblak, struktur sosial masyarakat Ponorogo

References


Abdullah, Irwan. (2006). Sangkan Paran Gender. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Ajrin, S. (2017). Kebahagiaan Perkawinan Istri Dalam Konsep Perempuan Ideal Jawa. KAFA'AH Jounal, Volume 7, 26-41.

Endaswara, Suwardi. (2006). Rasa Sejati, Misteri Seks Dunia Kejawen. Yogyakarta: Narasi.

Handayani, C.S. & Ardian, N. (2004). Kuasa Wanita Jawa. Yogyakarta: LKiS.

Jati, W. R. (2015). Wanita, Wani Ing Tata: Konstruksi Perempuan Jawa Dalam Studi Poskolonialisme. Jurnal Perempuan Academia.edu Vol.20, -.

Khoirurrosyidin. (2014). Dinamika Warok Dalam Politik di Ponorogo. Jurnal Humanity, Volume 9, No.2, 25-37.

Kurnianto, R. (2008). Marginalisasi perempuan dalam Tradisi Warok Ponorogo. FENOMENA Vol.5, No.1, 14-24.

Kurnianto, R. (2017). Seni Reyog Ponorogo, Sejarah, Nilai dan Dinamika Dari Waktu Ke Waktu. Yogyakarta: Litera.

Larasati, A. (2012). Kepuasan Perkawinan Pada Istri Ditinjau Dari Keterlibatan Suami Dalam Menghadapi Tuntutan Ekonomi dan Pembagian Peran Dalam Rumah Tangga. Jurnal Psikologi Pendidikan dan Perkembangan, Vol. 1 No.3, 1-6.

Lisbijanto, H. (2013). Reog Ponorogo. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Mulder, Neils. (1984). Kebatinan dan Hidup Sehari-hari Orang Jawa, Kelangsungan dan perubahan kulturil. Jakarta: PT Gramedia.

Martono, N. (2016). Sosiologi Perubahan Sosial: Prespektif Klasik, Modern, Postmodern, dan Poskolonial. Jakarta: Rajawali Pers.

Permanadeli, R. (2015). DADI WONG WADON: Representasi Sosial Perempuan Jawa di Era Modern. Yogyakarta : Pustaka Ifada.

Poerwowijoyo. (1985). Reog Ponorogo. Ponorogo: Depdikbud Kanwil.

Saputra, A. D. (2011). Perempuan Subaltern Dalam Karya Sastra Indonesia Poskolonial. LIterasi, 16-30.

Soekanto, S. (2002). SOSIOLOGI: Suatu Pengantar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Taufiq, A. (2013). Perilaku Ritual Warok Ponorogo Dalam Prespektif Teori Tindakan Max Weber. Sosiologi Islam, 116.

Wahid, Zainul. (2015). Marginalisasi Perempuan dalam Struktur Sosial. Jurnal Pelopor Pendidikan, Vol. 7, (2), 137-146.




DOI: http://dx.doi.org/10.21043/palastren.v11i2.3896

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2019 PALASTREN Jurnal Studi Gender

Creative Commons License
Palastren : Jurnal Studi Gender by Pusat Studi Gender STAIN Kudus is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.