PENDIDIKAN AKHLAK MUSLIMAT MELALUISYA’IR : ANALISIS GENDER ATAS AJARAN SYI’IR MUSLIMAT KARYA NYAI WANIFAH KUDUS

Nur Said

Abstract


Penelitian ini difokuskan pada tiga hal: (1) Apakah karakteristik lingkup isi Syi’ir Muslimat?, (2) Bagai-manakah kondisi sosial budaya pada saat naskah ditulis oleh penulis?, (3) Apa nilai-nilai pendidikan moral bagi perempuan Muslim di isi Syi’ir Muslimat dalam perspektif gender?. Penelitian ini menggunakan pendekatan filologi dengan meningkatkan penggunaan analisis gender. Hasil dari penelitian ini adalah: Pertama, Syi’ir Muslimat ditulis oleh Nyai Wanifah, seorang wanita yang hidup pada zaman kolonial Belanda dipesantren tradisi di Kudus, Jawa Tengah. Kedua, beberapa nilai pendidikan moral di Syi’ir Muslimatantara lain: (1) Pentingnya pendidikan moral, (2) Bahaya perempuan bodoh; (3) Pentingnya belajar bagi perempuan di usia dini, (4) Etika menghias diri; (5) Bahaya materialisme, (6) Etika hubungan keluarga; (7) Dari rumah untuk mencapai surga; (8) Berhati-hatilah dengan tipu iblis; (9)
Hindari perzinahan; (10) yang penting dari penutupan aurot; (11) yang ditujukan kepada orang tua. Ketiga, meskipun ada beberapa senyawa yang bias gender dalam Syi’ir Muslimat misalnya: (a) Ada penjelasan yang menunjukkan bahwa perempuan lebih rendah dibandingkan laki-laki dalam derajat, (2) Pernyataan bahwa wanita bicara dibandingkan laki-laki, (3) wanita hanya cocok di wilayah domestik; Namun secara umum nasihat di syi’ir masih sangat relafen dalam konteks sekarang, terutama untuk memberikan solusi alternatif dalam merespon krisis moral bangsa terutama pada wanita generasi muda.

Kata kunci: Syi’ir Muslimat, Pendidikan Karakter, Analisis Gender.

This study focused on three things: (1) What is the characteristics of the scope of contents of Syi’ir Muslimat?, (2) What is the socio-cultural conditions at the time the manuscript was written by the author?, (3) What are the moral education values for Muslim women in the content of Syi’ir Muslimat in the perspective of gender?. This research uses a philological approach with enhanced use of gender analysis. The result of this study are: Firstly, Syi’ir Muslimat is written by Nyai Wanifah, a woman who lived during the Dutch colonial era in Islamic boarding schools (pesantren) tradition in Kudus, Central Java. Secondly, some of the moral education values in Syi’ir Muslimat among others: (1) The importance of moral education, (2) The danger of stupid women; (3) The importance of learning for women at early age, (4) Ethics decorated themselves; (5) The danger of materialism, (6) The ethics of relation the family; (7) From the house to reach heaven; (8) Beware the devil trickery; (9) Avoid adultery; (10) the important of closing aurot; (11) devoted to parents. Third, although there are some compounds that gender bias in Syi’ir Muslimat for example: (a) There is an explanation that shows that women lower than men in degree, (2) The claim that women are talkative than men, (3) Women only fit in the domestic sphere; however in general the advices in syi’ir is still very relafen in the present context, particularly to give alternative solution in responding the nation moral crisis especially in women young generation.

Keywords:Syi’ir Muslimat, Character Education, Gender Analysis.


Full Text:

PDF

References


Abdullah, A., 2010, “Pendidikan Karakter; Mengasah Kepekaan Hati Nurani”,Disampaikan pada acara Sarasehan Nasional Pendidikan Karakter, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan Nasional Hotel Santika, Yogyakarta, 15 April 2010.

Baried, S. B., 1985, Pengantar Teori Filologi,Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Depdikbud.

Braginsky, V.I., 1998, Yang Indah, Berfaedah dan Kamal; Sejarah Sastra Melayu dalam Abad 7-19, Jakarta: INIS.

Brown, G. & Yule, G., 1996, Analisis Wacana, Jakarta: Gramedia.

Buchori, M., 2010, “Guru Profesional dan Plagiarisme”, KOMPAS (22 Februari 2010).

Buchori, M., 2010, “Krisis Morak dan Masalah Karakter”. KOMPAS (9 Februari 2010).

Desmita, 2008, Psikologi Perkembangan,Edisi Keempat, Bandung: Remaja Rosdakarya.

Djamaris, E., 2002, Metode Penelitian Filologi, Jakarta: CV. Manasco.

Drewes, G. J. W., 2002,Perdebatan Walisongo Seputar Ma’rifatullah, Surabaya: Al Fikr.

Hakim, M. A., 2008, 99 Kisah Teladan Sahabat Perempuan Rasulullah,Jakarta: Republika.

Hurlock, E. (terj. Istiwidayanti)., tt, Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan, Edisi kelima, Jakarta: Erlangga.

nur said 378 PALASTREN, Vol. 8, No. 2, Desember 2015

Kartadinata, S., 2010, Mencari Bentuk Pendidikan

Karakter Bangsa, [Online]. Tersedia: http://file.upi.edu/Direktori/A%20-%20FIP/JUR.%20

PSIKOLOGI%20PEND%20DAN%20 BIMBINGAN/195003211974121%20-%20

SUNARYO%20KARTADINATA/MENCARI%20BENTUK%20PENDIDIKAN%20KARAKTER%20BANGSA.pdf. Diakses pada: 31 Mei 2010.

Lickona, T., 1993, “The Return of Character Education” dalam JOURNAL CITATION: Educational Leadership,v51 n3 p6-11 Nov 1993, [Online]. Tersedia: http://www.hi-ho.

ne.jp/taku77/refer/lickona.htm. Diakses pada: 10 Juli 2010.

_______, 1991, Education for Character,How Our School can Teach Respect and Responsibility, New York: Bantam Books.

Masyhuri, 2006, Bakar Pecinan!: Konflik Pribumi Vs Cina Di

Kudus Tahun 1918, Semarang: Pensil-324 CèeRMIN.

Matta, M. A., tt, Membentuk Karakter Cara Islam,[Online]. Tersedia: http://pustaka-ebook.com/membentuk-karakter-cara-Islam/, Diakses pada: 29 Agustus 2010.

Megawangi, R., 2001, Membiarkan Berbeda? Sudut Pandang Baru tentang Relasi Gender, Bandung: Mizan.

______, 2007, Pendidikan Karakter, Solusi yang Tepat untuk

Membangun BangsaCet. ke-2., Jakarta: Vicom Pratama.

______, tt, “Pembangunan Karakter Kunci Perdamaian”, [Online]. Tersedia: http://koran.republika.co.id/berita/18144/Dr_Ratna_Megawangi_Pembangunan_

PALASTREN, Vol. 8, No. 2, Desember 2015 379 Pendidikan akhlak Muslimat Melalui sya’ir:Karakter_Kunci_Perdamaian, Diakses pada: 31 Mei 2010).

Pudjiastuti, T., 2006, Naskah dan Studi Naskah, Jakarta: Akademia.

Saebani, B. A. & Hamid, A., 2010, Ilmu Akhlak, Bandung: Pustaka Setia.

Rakhmat, J., 2007,Dahulukan Akhlak daripada Fiqh, Bandung: Mizan.

Said, N., 2005, Perempuan dalam Himpitan Teologi dan HAM di Indonesia, Yogyakarta. Pilar Media.

_______, 2010, Jejak Perjuangan Sunan Kudus dalam Membangun Karakter Bangsa, Bandung: Brillian Media Utama.

______, 2006, “Kontestasi Simbolik dalam Tradisi Pesantren; Tinjauan Pascastrukturalis Mekanisme Kekuasaan Bagi Pembentukan Budaya Santri di Pesantren Huffadz Yanbu’ul Qur’an Kudus Jawa Tengah”, Laporan Riset DIPA STAIN Kudus, Kudus: P3M.

Sedyawati, E., dkk., 2001, Sastra Jawa, Suatu Tinjauan Umum, Jakarta: Balai Pustaka.

Sujana, D., 1996, Peranan Keluarga dalam Lingkungan Masyarakat,Bandung: Remaja Rosdakarya.

Suyatno, 2010, Gender Analysis Pathway(GAP), Alur Kerja Analisis Gender (AKAG), [Online]. Tersedia: http://

suyatno.blog.undip.ac.id/files/2010/03/KIA-5-Modul-Analysis-Gender-_Pathway_.pdf. Diakses pada: 29 Agustus 2010.

Thohir, M., 2009.Filologi dan Kebudayaan.[Online]. Tersedia: http://staff.undip.ac.id/sastra/mudjahirin/2009/04/26/

filologi-dan-kebudayaan-2/, Diakses pada: 31 Mei 2010.

nur said 380 PALASTREN, Vol. 8, No. 2, Desember 2015 Ummu Syaikhuna Wa Murabbi Ruhana Khadlrati Asy-Syaikh KH. Muhammad Arwani Amin. 1355 H. “Syi’ir Muslimat”, tk: tp.

Wahyuni, S., 2003, “Faktor Perceraian Suami-Istri Usia Muda (Studi di Pengadilan Agama Kabupaten Pamekasan”, Skripsi, Malang: UMM.




DOI: http://dx.doi.org/10.21043/palastren.v8i2.970

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2016 PALASTREN

Creative Commons License
Palastren : Jurnal Studi Gender by Pusat Studi Gender STAIN Kudus is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.