Open Journal Systems

KONSEP KESEJAHTERAAN DAlAM ISLAM

Amirus Sodiq

Abstract

Among the aspects that are often used as indicators of welfare measure are income, population, health, education, employment, consumption, housing, and social culture. If we use indicators will arise the question of whether the fulfillment of the indicators that a person would have to obtain welfare, why some people already have the luxury homes, vehicles, deposits and various forms of other properties should feel restless, uneasy, frightened, even there ended his life by suicide. Based on the above facts, it seems there is a lack in measuring the welfare of society. In Islamic economics, happiness is given by Allah. to anyone (male and female) who want to do good deeds along with faith in Allah. As mentioned by Allah. In Surah An-Nahl verse while the three indicators to measure welfare and happiness is a mental formation (tawhid), consumption, and the loss of all forms of fear and anxiety, as mentioned Allah. In verses 3-4 Quraish letter. As for the social concern that represented by zakat has a great potential in this country, and if it can be realized, zakat is a factor that contributes greatly to the economy of the community, especially for rural people.

Di antara aspek yang sering digunakan sebagai indikator ukuran kesejahteraan adalah pendapatan, populasi, kesehatan, pendidikan,  pekerjaan,  konsumsi,  perumahan,  dan  sosial  budaya. Jika kita menggunakan indikator akan timbul pertanyaan apakah pemenuhan indikator bahwa seseorang harus mendapatkan kesejahteraan, mengapa beberapa orang sudah memiliki rumah mewah, kendaraan, deposito dan berbagai bentuk properti lainnya harus merasa gelisah, takut, bahkan ada yang mengakhiri hidupnya dengan bunuh diri. Berdasarkan fakta di atas, tampaknya ada yang kurang dalam mengukur kesejahteraan masyarakat. Dalam ekonomi Islam, kebahagiaan diberikan oleh Allah kepada siapapun (pria dan wanita) yang ingin melakukan perbuatan baik bersama dengan iman kepada Allah. Seperti yang disebutkan oleh Allah dalam Surat An- Nahl ayat 97, sedangkan tiga indikator untuk mengukur kesejahteraan dan kebahagiaan dalam islam adalah tauhid, konsumsi, dan hilangnya segala bentuk ketakutan dan kecemasan. hal itu seperti yang disebutkan Allah dalam ayat 3-4 surat Quraisy. Adapun kepedulian sosial yang diwakili oleh zakat memiliki potensi yang besar di negeri ini, dan jika dapat direalisasikan, zakat merupakan faktor yang memberikan kontribusi besar terhadap perekonomian masyarakat, terutama bagi masyarakat pedesaan

Keywords


Welfare; Zakat; Maqashid Syariah

References


Al-Jurjani, Syarif Ali bin Muhammad. 1983. Kitab At-Ta’rifat, Vol.

, Beirut: Dar al Kutub al-Ilmiyah.

Al-ghazali, Abu hamid. 1991. Al Mustashfa min Ilmi Al Ushul, Vol. 2, Madinah: Universitas Islam madinah.

Al-Mawardi, Ali bin habib. 1982. An-Nukat Wa al-Uyun Tafsir al- Mawardi, Vol. 4, Kuwait: Wizarat al-Auqaf Wa as-Syu‘un al-Islamiyah.

Ar-Razi, Muhammad Fakhruddin. 1981. Tafsir Al-Fakhr ar-Razi asy-Syahir bi Tafisr al Kabir Wa Mafatih al Ghaib, Vol. 9. Beirut: Dar el Fikr.

Athiyyah, Muhyi al Din. 1992. Al Kasysyaf al Iqtishadi Li Ayat al Qur’an al Karim, Riyadh: Al Dar al Ilmiyah Lil Kitab al Islami.

Badan Pusat Statistik, Berita Resmi Statistik, Februari 2015. Chapra, Umer. 2001. Masa Depan Ilmu ekonomi (Sebuah Tinjauan

Islam), Jakarta: gema Insani Press.

Ibnu Khaldun, Abdurrahman. 1994. Muqaddimah Ibnu Khaldun,

Beirut: Muassasah Al Kutub Ats Tsaqafiyah.

Ibnu Zanjawaih, hamid. 1986. Kitab Al Amwal, Riyadh: King

Faisal Center For research and Islamic Studies.

Jones, Charles I. dan Peter J. Klenow. 2011. Beyond GDP? Welfare across countries and Time, LAEF growth and development conference, Chicago.

hallaq, Muhammad Subhi bin hasan. 2007. Al Idhahat Al

‘Ashriyyah Lil Maqayis Wal Makayil Wal Auzan Wan Nuqud

As Syar’iyyah, San’a: Maktabah Al Jil Al Jadid.

Kakisina, Leunard o. 2011. “Analisis Tingkat Pendapatan Rumah Tangga dan Kemiskinan Di Daerah Transmigrasi (Kasus Di Desa Waihatu, Kecamatan Kairatu, Kabupaten Seram Bagian Barat, Provinsi Maluku)”, Jurnal Budidaya Pertanian, Vol. 7, No. 2, Desember 2011.

Karim, Adiwarman Azwar. 2008. Sejarah Pemikiran ekonomi

Islam, Jakarta: Raja Grafindo Persada.

------------------------. 2001. ekonomi Islam (Suatu kajian Kontemporer), Jakarta: gema Insani Press.

Khan, Muhammad Akram. 1997. Ajaran Nabi Muhammad Saw.

Tentang ekonomi (Kumpulan Hadits-Hadits Pilihan Tentang ekonomi), Jakarta: PT Bank Muamalat Indonesia.

Naqvi, Syed Nawab haider. 2003. Menggagas Ilmu ekonomi Islam, yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Qardhawi, yusuf. 1995. Al Iman Wa al Hayah, Beirut, Muassasah

Risalah.

------------------------. 1985. Musykilatul Faqr Wa Kaifa ‘Alajaha Al

Islam, Beirut: Muassasah Risalah.

Sugiharto Eko. 2007. “Tingkat Kesejahteraan Masyarakat Nelayan Desa Benua Baru Ilir Berdasarkan Indikator Badan Pusat Statistik”, ePP.Vol.4.No.2.2007:32-36.

Sunarti, Euis. 2006. Indikator Keluarga Sejahtera: Sejarah Pengembangan, evaluasi, dan Keberlanjutannya, Fakultas Ekologi Manusia, Institut Pertanian Bogor.

UU No. 11 Tentang Kesejahteraan Sosial.

W. J. S. Poerwadarminta. 1999. Kamus Umum Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka.

Zuhaili, Wahbah. 1985. Al Fiqh al Islami Wa Adillatuhu, Vol. 8, Damaskus: Dar al Fikr.


Full Text: PDF (Bahasa Indonesia)

DOI: 10.21043/equilibrium.v3i2.1268

How To Cite This :



Copyright (c) 2016 Equilibrium: Jurnal Ekonomi Syariah

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.