MEWASPADAI KEKERASAN SIMBOLIK DALAM RELASI ORANG TUA DAN ANAK

Ulya Ulya

Abstract


Kekerasan simbolik merupakan istilah Pierre Bourdieu. Dia menunjuk pada kekerasan yang sifatnya laten, tidak disadari, juga tidak dirasakan, baik  oleh pelaku maupun korbannya. Kekerasan semacam ini tersebar di mana-mana, termasuk dalam keluarga, seperti antara orang tua dan anak. Dengan dalih mendidik, mendisiplinkan, mengarahkan kepada kebaikan, dan seterusnya, biasanya orang tua, melalui tutur katanya,  menggiring anak-anaknya menuju ruang tunggal. Tanpa disadari orang tua telah memaksa anak untuk berpendapat, bersikap atau berperilaku tertentu. Mereka tak diberi kesempatan bersuara, tidak diberi alternatif pilihan-pilihan lain.  Akhirnya entah itu dengan perasaan  tidak suka, jengkel, merasa terpaksa, mereka cenderung mengikuti tuturan orang tua dengan alasan ketaatan dan takut dicap durhaka. Dalam relasi seperti inilah, baik orang tua maupun anak tidak merasa dalam lingkaran kekerasan. Keduanya memandang relasi yang demikian itu  bersifat taken for granted dan seharusnya memang seperti itu.  Kekerasan simbolik perlu diwaspadai karena menjadi pintu gerbang yang melahirkan kekerasan-kekerasan lain yang sifatnya lebih nyata.

This article  explore the symbolic violence in the education of children by parents in their family. Symbolic violence is a latent violence, unconscious, which is not perceived by the perpetrators and the victims. By using critical approach and critical theory of Bourdieu’s symbolic violence, this article find that  the parents usually let their children towards a single space to think, to act or behave in certain ways without opportunity to speak or choose another options. Children tend to follow their parents by reason of obedience and fear of being labeled as insubordinate one. In this kind of relationship, both parents and children do not feel a circle of violence. Both looked at the relationship as -taken for granted- thing and should be like that. Symbolic violence should be woried about as a gateway that spawns other kinds of more real violence.


Keywords


kekerasan simbolik, gender, anak

Full Text:

PDF

References


Ahmadi, Abu. 1991. Psikologi Umum , Semarang: Rineka Cipta.

Alam, Rudy Harisyah. 1998. Perspektif Pasca-Modernisme dalam Kajian Keagamaan dalam Tradisi Baru Penelitian Agama Islam: Tinjauan antar Disiplin Ilmu, ed. Mastuhu dan M. Deden Ridwan, Jakarta: Pusjarlit dan Penerbit Nuansa.

E. Deal, William dan Timothy K. Beal. 2004. Theory for Religious Studies, New York, London : Routledge

Evans, C. Stephen. 1982. Philosophy of Religions, England and United State of America : Leicester and Intervarsity Press.

Foucault, Michel . 2002, Archaeology of Knowlegde, terj. AM. Sheridan Smith, London and New York: Routledge Classics.

Haryatmoko. 2007. Etika Komunikasi: Manipulasi Media, Kekerasan dan Pornografi, Yogyakarta: Kanisius.

-------. 2010. Dominasi Penuh Muslihat Akar Kekerasan dan Diskriminasi, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

L. Dreyfus, Hubert dan Paul Rabinow.1982. Beyond Structuralism and Hermeneutic, Chicago: The University of Chicago Press.

Panikkar, Raimundo.1999. “Four Attitudes” dalam Philosophy of Religion : Toward a Global Perspektif, ed. Gary E. Kessler. Canada, Wardsworth Publishing Company.

Rabinow, Paul (ed.). 1984. The Foucault Reader, London: Penguin Books.

Ricoeur, Paul. 2003. Filsafat Wacana : Membelah Makna dalam Anatomi Bahasa, terj.Masnur Hery, Yogyakarta : Ircisod.

Snook, Ivan. 2009. “Bahasa, Kebenaran, dan Kekuasaan: Ministerium Bourdieu” dalam (Habitus x Modal) + Ranah = Praktik Pengantar Paling Komprehensif Kepada Pemikiran Pierre Bourdieu, ed. Richard Harker, dkk, Yogyakarta : Jalasutra.

Suharno, Samsuri, dan Grendi Hendrastomo, “ Model Peace Building Teaching and Learning: Sebuah Intervensi Pencegahan Kekerasan Melalui Pendidikan Formal”, dalam http://eprints.uny.ac.id/23718/1/Artikel%20Jurnal%20Stranas%202013.pdf , Diakses 30 September 2016.




DOI: http://dx.doi.org/10.21043/palastren.v9i2.2050

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2017 PALASTREN Jurnal Studi Gender

Creative Commons License
Palastren : Jurnal Studi Gender by Pusat Studi Gender STAIN Kudus is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.