KETELADANAN PEREMPUAN DALAM SASTRA QUR’ANI : ANALISIS KRITIK SASTRA FEMINIS KISAH PEREMPUAN DALAM AL QURAN

Amin Nasir

Abstract


Cerita dalam Al-Qur’an bukan hanya cerita untuk dongeng semata-mata, tapi  juga mengandung pelajaran,tuntutan, dan petunjuk bagi manusia. Al-Qur’an secara khusus membahas jenis perempuan menurut perbuatan mereka. Al-Qur’an mengacu pada seorang wanita sholehah dan wanita yg dzalim. Penelitian ini menganalisis empat cerita wanita, yaitu: Asiyah, ibu Musa, Ratu Saba’,dan istri Nabi Nuh dan Nabi Lut. Qur’an menegaskan pandangan perempuan sebagai orang yang bertanggung jawab penuh atas pilihannya, baik tindakan terpuji atauaktivitas tirani. Perempuan diakui sebagai pribadi yang mandiri yang tidak bergantung pada sosok laki-laki.Orang wanita mendapatkan ganjaran atas apa yang dia lakukan, baik atau buruk.

Kata Kunci: Kritik Sastra, Perempuan Teladan, Al-Qur’an.

 

Stories in the Qur’an is not just a fairytale story for sheer,but it also contains lessons, demands, and instructionsfor humans. The Qur’an specifically discuss the types ofwomen according to their deeds. The Qur’an refers to anideal woman and a bad women. This research analyzedfour women stories : Asiyah, Moses mother, the QueenSaba’ and Mrs Nuh dan Mrs Lut. Qur’an confirms theview of women as a person who fully responsible for herchoice, either commendable action or tyranny activity.Women are recognized as an independent person whodoes not rely on the male figure. A woman getting a reward for what she has does, good and bad.

Keywords: Literary Criticism, Women  Idols, Al-Qur’an.


Full Text:

PDF


DOI: http://dx.doi.org/10.21043/palastren.v6i2.987

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2016 PALASTREN

Creative Commons License
Palastren : Jurnal Studi Gender by Pusat Studi Gender STAIN Kudus is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.