BIDADARI DALAM KONSTRUKSI TAFSIR AL QUR’AN : ANALISIS GENDER ATAS PEMIKIRAN AMINA WADUD MUHSIN DALAM PENAFSIRAN AL QUR’AN

Nor Saidah

Abstract


Penafsiran visi penting al-Qur’an tentang temanpendamping dalam surga telah mengalami biaspatriarkhi. Amina Wadud mencoba membaca ulang ayatayatini dengan pendekatan hermeneutik berkeadilangender. Menggunakan metode deskriptif, artikel inimeyimpulkan Amina membedakan dua kata yang sering disalahpahami dan dianggap identik yaitu kata hur ddanazwaj. Gambaran mengenai teman di surga bagi kaumberiman dimunculkan dalam tiga tingkatan. Pertama, sebutan hu>r al-‘ayu>n yang berarti pasangan untuk lakilakiberiman (bidadari). Kata ini mencerminkan tingkatberpikir Makkah Jahiliyyah. Kedua, istilah zawj yangmenggambarkan periode Madinah yang bermaknapasangan yang diidamkan baik untuk laki-laki maupunperempuan. Dan ketiga, al-Qur’an menyebutkan sesuatuyang melebihi kedua peringkat sebelumnya yaitu kedekatan di sisi Allah swt swt.

Kata kunci : Amina Wadud, Bidadari, Tafsir Feminis.


Full Text:

PDF


DOI: http://dx.doi.org/10.21043/palastren.v6i2.994

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2016 PALASTREN

Creative Commons License
Palastren : Jurnal Studi Gender by Pusat Studi Gender STAIN Kudus is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.