Open Journal Systems

SPIRITUAL ENTERPRENERSHIP WARISAN SUNAN KUDUS: MODAL BUDAYA PENGEMBANGAN EKONOMI SYARI’AH DALAM MASYARAKAT PESISIR

Nur Said

Abstract

This paper will prove a thesis that, in a religious community culture was influenced by three phenomena; modernity, religion and culture of ancestors. That case also happen especially in Kudus in strengthening of spiritual enterprenership that was known as gusjigang as Sunan Kudus’ heritages. This paper analyzed by ethnoarchaeology combined with a semitic approach. Sunan Kudus predicates which, among other known as waliyyul ilmy and also as an Islamic merchants has spawned a cultural communication that reproduces gusjigang culture (bagus/ noble-character, ngaji/ scientific orientation, dagang/ entrepreneurship). Gusjigang culture is part of a local genius who planted by Sunan Kudus is so relevant enough to be developed as the basis of spiritual entrepreneurship or religious capitalism in the coastal areas. The development of Shariah economic studies and also its implementation in order to find a clear distinction needs to pay attention to social and cultural foundation such as the spirit of religious capitalism, that is guided by the principles, values, and religious ethics are built on the basis of justice and goodness (al-Adl wa'l ihsan) to humanity. In some cases gusjigang culture in Kudus in line with spiritual entrepreneurship ethos and the spirit of religious capitalisme.

Paper ini akan membuktikan tesis bahwa budaya masyarakat agama dipengaruhi oleh tiga fenomena yaitu; modernitas, agama dan budaya nenek moyang. Gejala tersebut  juga terjadi di Kudus dalam penguatan spiritual enterprenership yang dikenal dengan gusjigang sebagai warisan Sunan Kudus. Pembahasan tulisan ini dianalisis dengan pendekatan etnoarkeologi dikombinasikan dengan pendekatan Semiotik. Predikat Sunan Kudus yang dikenal sebagai waliyyul ilmy dan juga sebagai pedagang Islam telah melahirkan komunikasi budaya yang mereproduksi budaya gusjigang (baGus, ngaJi, daGang). Budaya Gusjigang merupakan bagian dari kearifan lokal yang ditanamkan oleh Sunan Kudus begitu relevan sebagai dasar pengembangan spiritual enterprenership atau kapitalisme religius di daerah pesisir. Perkembangan studi ekonomi syariah dan juga implementasinya yang distingtif perlu memperhatikan modal sosial dan budaya seperti semangat kapitalisme religius, yang dipandu oleh prinsip-prinsip, nilai-nilai, dan etika universal Islam seperti nilai-nilai keadilan dan kebaikan (al-Adl wal ihsan) bagi umat manusia. Dalam kasus tertentu, budaya gusjigang di Kudus sejalan dengan etos kewirausahaan spiritual dan semangat kapitalisme agama sehingga hal ini bisa dijadikan sebagai landasan budaya dalam membumikan ekonomi syari’ah di pesisir ini.

Kata Kunci: Spiritual entrepreneurship, Sunan Kudus, gusjigang, religious capitalism

References


Achsien, Iggi Haruman. “Menuju Kapitalisme Religius?”, dalam http://storage.jak-stik.ac.id/ProdukHukum/BankIndonesia/bempvol2no1jun99.pdf (diakses 1 Desember 2014).

Amr, Imran Abu. 1989. Riwayat Sunan Kudus, al Sayyid Ja’fat Shodiq, Semarang: Pustaka Al ‘Alawiyah.

Barthe, Roland. 1967. Elements of Semiology, London: Jonathan Cape.

---------------------. 1983. Mythologies, New York: Hill and Wang.

---------------------. 2007. Petualangan Semiologi, Penterjemah: Stephanus Aswar Herwinarko, Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Castle, Lance. 1982. Tingkah Laku Agama, Politik dan Ekonomi di Jawa: Industri Rokok Kretek Kudus,

Penterjemah: J.Sirait, S.Th., Jakarta: Sinar Harapan.

Kartadinata, Sunaryo. 2010. Isu-isu Pendidikan; Antara Cita-cita dan Harapan, Bandung: UPI Press.

Kuhn, Thomas S. 1970. The Structure of Scientific Revolutions, Second Edition Chicago: The University of Chicago Press.

Mas’ud, Abdurrahman. 2004. Intelektual Pesantren; Perhelatan Agama dan Tradisi, Yogyakarta: LKiS.

Masyhuri. 2006. Bakar Pecinan!; Konflik Pribumi vs Cina di Kudus Tahun 1918, Jakarta: Terbitan Pensil 324.

Mu’tasyim, Radjasa dan AbdulMunir Mulknan. 1998. Bisnis Kaum Sufi, Studi Tharikat Dalam Masyarakat Industri, Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Mundardjito. 1986. “Hakekat Local Genius dan Hakekat Data Arkeologi”, dalam Ayatrohaedi, Kepribadian Budaya Bangsa (local genius), Jakarta: Pustaka Jaya.

Risakotta, Bernard Adenay. 2002. Modernitas, Agama dan Budaya Nenek Moyang: Suatu Model Masyarakat Indonesia, disampaikan dalam Internasional

Conference of Anthropologjy, di Depasar; Indonesia, tanggal 17 July 2002.

Said, Nur. 2005. Perempuan Dalam Himpitan Teologi dan HAM di Indonesia, Yogyakarta: Pilar Media.

---------------------. 2010. Jejak Perjuangan Sunan Kudus dalam Membangun Karakter Bangsa, Bandung: Brillian Media.

---------------------. 2013. “Gusjigang dan Kesinambungan Budaya Sunan Kudus”, Jurnal ADDIN, edisi Jan-Jun.

---------------------. 2013b. Filosofi Menara Kudus, Pesan Damai untuk Dunia, Kudus: Brillian Media Utama.

---------------------. t.th. Filosofi Menara Kudus, Pesan Damai untuk Dunia, Kudus: Brillian Media Utama.

Salam, Solichin. 1977. Kudus Purbakala Dalam Perjuangan Islam, Kudus: Menara Kudus.

Shihab, Alwi. 2001. Islam Sufistik; Islam Pertama dan Pengaruhnya hingga kini di Indonesia, Bandung: Mizan.

Simanjuntak, Truman, dkk [eds.]. 2008. Metode Penelitian Arkeologi. Jakarta: Pusat Penelitian dan Pengembangan Arkeologi Nasioanl, Badan Pengembangan Sumberdaya Kebudayaan dan Pariwisata, Departemen Kebudayaan dan Pariwisata.

Sunardi, ST. 2002. Semiotika Negativa, Yogyakarta: Kanal.

Suptandar, J Pamudji. 2001. “Arsitektur Rumah Adat di Kudus untuk Dakwah, Seni, dan Martabat”, dalam Harian Kompas, 2 September 2001.

Syam, Nur. 2005. Islam Pesisir, Yogyakarta: LKiS.

Thohir, Mudjahirin. 2006. Orang Islam Jawa Pesisiran, Semarang: FASINDO Press.


Full Text: PDF (Bahasa Indonesia)

DOI: 10.21043/equilibrium.v2i2.730

How To Cite This :



Copyright (c) 2016 Equilibrium: Jurnal Ekonomi Syariah

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.