Globalisasi, Pendidikan Karakter, dan Kearifan Lokal yang Hybrid Islam pada Orang Melayu Kalimantan Barat

Syamsul Kurniawan

Abstract


Pada era globalisasi, seperti saat ini, di mana jati diri sebuah bangsa sedang diuji, membangun karakter menjadi sebuah kebutuhan. Hal ini menjadi alasan pentingnya pendidikan karakter diberikan tidak hanya di rumah atau sekolah, tetapi juga di masyarakat. Khususnya masyarakat, dapat menjadi pusat pendidikan karakter oleh sebab di dalam keseharian masyarakat memiliki kearifan lokal yang dapat digali sebagai basis pendidikan karakter. Seperti orang Melayu Kalimantan Barat, yang mempunyai kearifan lokal, yang masih digenggam kuat dalam keseharian mereka sebagai Melayu. Kearifan lokal yang dianut oleh orang Melayu Kalimantan Barat sangat dekat dengan Islam, mengingat keterhubungan antara identitas Melayu dan Islam. Kearifan lokal ini lahir, bertumbuh dan berkembang di kalangan orang Melayu Kalimantan Barat dan berwarnahybrid, karena terjadi perpaduan kearifan lokal dengan nilai-nilai Islam. Di antara variannya yang dibahas dalam artikel ini, yaitu hukum adat Melayu, pantang larang, dan upacara adat.


Keywords


Globalisasi; Pendidikan Karakter; Kearifan Lokal; Hybrid Islam

Full Text:

PDF

References


Agus Wibowo. Manajemen Pendidikan Karakter di Sekolah. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2013.

Amin, Faizal. “Kitab Berladang: A Portrait of Hybrid Islam in West Kalimantan.” Studia Islamika 20, no. 1 (30 April 2013). https://doi.org/10.15408/sdi.v20i1.349.

Andi M. Akhmar, dan Syarifuddin. Mengungkap Kearifan Lingkungan Sulawesi Selatan. Makassar: PPLH Regional Sulawesi, Maluku dan Papua, Kementerian Lingkungan Hidup RI dan Masagena Press Makassar, 2007.

Azizy, Ahmad Qodri A. Melawan globalisasi: reinterpretasi ajaran Islam : persiapan SDM dan terciptanya masyarakat madani. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2004.

Bagus, Lorens. Kamus filsafat. Ed. 1. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1996.

Darwin Darmawan. “‘Jangan Bakukan Aku’: Identitas Hybrid Islam di Indonesia.” Kawistara 2, no. 2 (Agustus 2012): 105–224. https://doi.org/10.22146/kawistara.3969.

Deodatus S. Pradibto. “Masalah Bangsa Indonesia Berpangkal Pada Krisis Moral.” Tribun News, Agustus 2012. m.tribunenews.com/nasional/2012/08/19/masalah-bangsa-indonesia-berpangkal-pada-krisis-moral.

“Grafik Persentase Jumlah Penduduk Berdasarkan Agama.” Data Statistik Kependudukan Propinsi Kalimantan Barat, 2018. https://dukcapil.kalbarprov.go.id/statistik/agama.

Hermansyah. Islam dan Melayu di Borneo. Pontianak: IAIN Pontianak Press, 2015.

Hutcheon, Pat Duffy. Building character and culture. Westport, Conn: Praeger, 1999.

Ieke Sartika Iriany. “Pendidikan Karakter sebagai Upaya Revitalisasi Jati Diri Bangsa.” Jurnal Pendidikan Universitas Garut 8, no. 1 (2014).

John M. Echols, dan Hassan Shadily. Kamus Inggris-Indonesia. Jakarta: Gramedia, 2006.

“Jumlah Penduduk Provinsi Kalimantan Barat Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Kelamin, Sensus Penduduk 2010.” Badan Pusat Statistik Propinsi Kalimantan Barat, 2010. https://kalbar.bps.go.id/statictable/2018/02/26/125/jumlah-penduduk-provinsi-kalimantan-barat-menurut-kabupaten-kota-dan-jenis-kelamin-sensus-penduduk-2010.html.

“Kalimantan Barat.” Seasite NIU, 2018. http://www.seasite.niu.edu/indonesian/indonesian-map/kalbar/kalbar.htm.

Kurniawan, Syamsul. “Pantang Larang And The Environmental Wisdom Of Sambasness Malay In The Sepinggan Village.” KALAM 12, no. 1 (3 Juli 2018): 87. https://doi.org/10.24042/klm.v12i1.1882.

———. “Pantang Larang in The Sepinggan Village Muslim Community from The Perspective of Character Education.” Ta’dib 21, no. 2 (31 Desember 2016): 113. https://doi.org/10.19109/td.v21i2.771.

Lickona, Thomas. Educating for Character: How Our Schools Can Teach Respect and Responsibility. New York: Bantam Books, 2009. http://search.ebscohost.com/login.aspx?direct=true&scope=site&db=nlebk&db=nlabk&AN=721446.

“Mengerikan! Dampak Negatif Menghirup Lem, Gagal Jantung hingga Mati Lemas,” Nopember 2017. https://lifestyle.okezone.com/read/2017/11/06/481/1809287/mengerikan-dampak-negatif-menghirup-lem-gagal-jantung-hingga-mati-lemas.

Moh. Haitami Salim. Nilai-nilai Pendidikan Islam dalam Upacara Adat Melayu Pontianak. Pontianak: STAIN Pontianak Press, 2013.

“Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 39 Tahun 2007 tentang Pedoman Fasilitasi Organisasi Kemasyarakatan Bidang Kebudayaan, Keraton, dan Lembaga Adat dalam Pelestarian dan Pengembangan Budaya Daerah.” Kementerian Dalam Negeri, Agustus 2007.

Piliang, Yasraf Amir, dan Yasraf Amir Piliang. Dunia yang dilipat: tamasya melampaui batas-batas kebudayaan. Ed. 3, cet. 1. Bandung: Matahari, 2011.

Rasmussen, Anne K. Women, the recited Qur’an, and Islamic music in Indonesia. Berkeley: University of California Press, 2010.

Retno Listyarti. Pendidikan Karakter dalam Metode Aktif, Inovatif dan Kreatif. Jakarta: Erlangga, 2012.

Samrin. “Pendidikan Karakter (Sebuah Pendekatan Nilai).” Jurnal Al-Ta’dib 9, no. 1 (Juni 2016).

Sonny Keraf. Etika Lingkungan. Jakarta: Kompas, 2006.

Syahirul Alim. “Peran Ulama Nusantara dalam Akulturasi Islam,” Oktober 2017. https://indonesiana.tempo.co/read/117485/2017/10/04/Peran-Ulama-Nusantara-dalam-Akulturasi-Islam.

Syamsu Yusuf L.N., dan Nani M. Sugandhi. Perkembangan Peserta Didik. 7 ed. Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2018.

Syamsul Kurniawan. Pendidikan Karakter: Konsepsi & Implementasinya Secara Terpadu di Lingkungan Keluarga, Seolah, Perguruan Tinggi dan Masyarakat. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2013.

Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Jakarta: Bhuana Ilmu Populer, 2016.

Undang-Undang Republik Indonesia nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia, 2004.

Wardoyo, Sigit Mangun. “Pendidikan Karakter: Membangun Jatidiri Bangsa Menuju Generasi Emas 2045 Yang Religius.” TADRIS: Jurnal Pendidikan Islam 10, no. 1 (5 November 2015): 90. https://doi.org/10.19105/jpi.v10i1.640.

Yusriadi, dan Hermansyah. “Alam Melayu dan Masyarakat Embau.” Dalam Orang Embau: Potret Masyarakat Pedalaman Kalimantan. Pontianak: STAIN Pontianak Press, Yayasan Adikarya IKAPI, dan The Ford Foundation, 2003.




DOI: http://dx.doi.org/10.21043/jp.v12i2.4899

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2019 JURNAL PENELITIAN

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License.

Indexed by:

 

 

 

Creative Commons License

JURNAL PENELITIAN by Research Center of IAIN Kudus, Indonesia is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License.