Open Journal Systems

URGENSI INTEGRASI ANTARA AHLI FIQH DAN AHLI HADIS DALAM MEMAHAMI SUNAH: Studi atas Pemikiran Syekh Muhammad al-Ghazali dalam Karyanya al-Sunah al-Nabawiyah baina Ahl al-Fiqh wa Ahl al-Hadis

Mat Hosen, Ahmad Musyafiq

Abstract

Selama ini kajian hadis lebih sering dilakukan secara terpisah oleh para ahli dengan latar belakang keilmuan yang berbeda. Perbedaan ini sering menimbulkan benturan baik dari segi metode maupun makna yang dihasilkan. Yang paling terkenal benturan terjadi antara ahli fiqih dan ahli hadis. Tulisan ini akan menganalisis elaborasi Muhammad Al-Ghazali terhadap hadis-hadis perspektif ahli hadis dan ahli fiqih. Melalui konten analisis ditemukan bahwa elaborasi yang dilakukan Ghazali dalam karyanya “al-Sunnah baina ahli al-Fiqih wa ahli al-Hadis” ada dua poin penting. Pertama, antara ahli fiqih dan ahli hadis ada perbedaan cukup mendasar dalam menganalisis sebuah hadis. Menurut Ghazali ahli fiqih lebih dominan kontekstual, sementara ahli hadis lebih dominan kepada tekstual. Kedua, dengan perbedaan di atas Ghazali berharap agar kedua belah pihak saling sapa dan bahu-membahu dalam menganalisa sebuah hadis. Meskipun pada uraiannya Ghazali menghendaki kedua belah pihak saling bekerja sama namun pada tataran operasionalnya Ghazali lebih condong pada kritik matan. Dalam hal ini tentu Ghazali cenderung terhadap metode ulama fiqih sebab ulama fiqih menurut Ghazali lebih proporsional dalam menentukan keshahihan hadis.

Keywords


Sunah, ahli Fiqih dan ahli Hadis

References


Abbas, H. (2004). Kritik Matan Hadis Versi Muhaddisin dan Fuqaha. Yogyakarta: Teras.

al-Damini, M. `Azmillah. (1984). Maqayis Naqdu Mutuni al-Sunnah. Riyadh: Dar Riyadh.

al-Ghazali, S. M. (1989). Al-Sunnah al-Nabawiyah Baina ahl al-Fiqh wa ahl al-Hadis. Beirut: Daar al-Kitab.

al-Iraqi, Z. (1996). Al-Taqyid wa al-Idhah. Beirut: Muassasah al-Kutub al-Saqafiah.

al-Nawawi, I. (2015). Syarah Shahih Muslim. Cairo: Dar Hadis.

Amrulloh, A. (2015). HADIS SEBAGAI SUMBER HUKUM ISLAM (Studi Metode Komparasi-Konfrontatif Hadis-Al- Qur’an Perspektif Muhammad Al-Ghazali dan Yusuf al-Qaradawi). Ahkam: Jurnal Hukum Islam, 3(2), 287–310. https://doi.org/10.21274/ahkam.2015.3.2.287-310

Baqir, M. A. (2015). Studi Kritis Atas Hadis Nabi Saw antarPemahaman Tekstual dan Kontekstual. Bandung: Mizan.

Idris, A. F. (2012). Hadis-Hadis Prediktif Dan Teknis: Studi Pemikiran Fazlur Rahman. Semarang: Pustaka Rizki Putra.

Ilyas, Y., & Mas’udi, M. (1996). Pengembangan Pemikiran terhadap Hadis. Yogyakarta: LPPI Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

Ismail, M. S. (2016). Hadis Nabi yang Tekstual dan Kontekstual. Bandung: Bulan Bintang.

Khon, A. M. (2011). Pemikiran Modern dalam Sunnah: Pendekatan Ilmu Hadis. Jakarta: Kencana.

Mathar, A. H. (2018). Manhaju Naqdu al-Matan fi Tashhihi al-Riwayati wa Tad`ifiha. Cairo: Daaru wa Maktabatu al-Hilal.

Mereka yang telah pergi. (2005). Risalah Tsulasa, 2(3).

Purwaningsih, S. (t.t.). KRITIK TERHADAP REKONSTRUKSI METODE PEMAHAMAN HADIS MUHAMMAD AL-GHAZALI. Theologia, 28(1).

Qardawi, Y. (2015). Al-Syaikhu al-Ghazali Kama `Araftuhu. Cairo: Daar as-Syuruq.

Suryadi. (2008). Metode Kontemporer Memahami Hadis Nabi: Perspektif Muhammad al Ghazali dan Yusuf al Qaradhawi. Yogyakarta: Teras.

Suryadi. (2012). Metodologi Penelitian Hadis. Yogyakarta: Suka Press.

Suryadilaga, M. A. (2012). Metodologi Syarah Hadis. Yogyakarta: Suka Press.

Thalib, A. (1997). Syaikh Muhammad Al-Ghazali dalam Pengantar terjemahan, Kaifa Nata’amal ma’a al-Sunna al -Nabawi. Bandung: Mizan.


Full Text: PDF

DOI: 10.21043/riwayah.v5i2.4551

How To Cite This :

Refbacks

  • There are currently no refbacks.