Open Journal Systems

Konsep Sufistik “Martabat Tujuh” Sebagai Model Islamisasi Masyarakat Buton

Rif'atul Khoiriah Malik

Abstract

The article aims to examine the traces of the spread of Islam in Buton in terms of an analysis of the process of islamization in the archipelago. One of the processes of Islamization in Buton is related to the concept of "Martabat Tujuh." The concept of “Martabat Tujuh” which is considered to be the teachings of Sufism is a forerunner to the system of the Sultanate of Buton in the past. 138-1584) Sultan Murhum is called the title of the Sultanate of Qa'im ad-din, historical approach method is part of the achievement of the results of this research.The data that has been collected is then analyzed using descriptive analysis especially in order to describe the contextualization of the concept of "Martabat Tujuh" with The purpose of this research is to review the history of Islam that developed in Buton as one of the processes of Islamization in the archipelago.The results of this study indicate that a critical review of Islamic civilization in the past needs to be an example so that Islam in the modern era still exists especially as an alternative settlement problem of society.

 

 

 

 

Keywords


Historical Trails, Islam Buton, Martabat Tujuh, Tasawuf

References


Abdillah, A. M. (2010). Tasawuf Kontemporer Nusantara Integrasi Tasawuf Ibn ’Arabi dan Al-Ghazali. Jakarta: PT. Ina Publikatama.

Abdullah, T. (1991). Pemikiran Islam di Nusantara dalam Perspektif Sejarah. Jakarta: Prisma.

Adilia, W. F., & Said, I. M. (2019). Ritual Posuo “ Pingitan ” pada Masyarakat Suku Buton: Kajian Semiotika. Jurnal Ilmu Budaya, 7(2), 273–281. Diambil dari journal.unhas.ac.id/index.php/jib/article/download/7952/4241

Alifuddin, M. (2006). Islam Buton (Interaksi Islam dengan Budaya Lokal). Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga.

Apurines, M. I., Muradi, M., & Kartini, D. S. (2018). PRAKTIK PEMERINTAHAN PADA KESULTANAN BUTON TAHUN 1540-1960 MASEHI. Jurnal Tapis: Jurnal Teropong Aspirasi Politik Islam. https://doi.org/10.24042/tps.v14i2.3164

Brenner, M. L. (2014). 5. Drummers of the Sultan of Buton: The Lasting Influence of the Dutch East India Company on Local Music Traditions. In Recollecting Resonances. https://doi.org/10.1163/9789004258594_006

Darmawan, M. Y. (2008). Orang Buton dan Imanjinasi Sejarah. Universitas Indonesia, Jakarta.

Guntur, A. (2018). Kraton Buton Sebagai Sumber Sejarah Lokal Dalam Pembelajaran Sejarah. Jurnal Pendidikan Sejarah. https://doi.org/10.21009/jps.071.06

Idham. (2012). Pesona Masigi Ogena (Masjid Agung) Keraton Wolio Kesultanan Buton. Lektur Keagamaan Puslitbang Lektur Keagamaan Badan Litbang dan Diklat Departemen Agama RI, 10(1), 209–232.

Ilyas, H. F. (2017). Sepenggal Warisan Tertulis di Negeri Buto. PUSAKA. https://doi.org/10.31969/pusaka.v5i1.175

Kurniawan, A. F. (2013). Konsep Tajalli ‘Abd al-Lāh Ibn ‘Abd al-Qahhār al-Bantanī dan Posisinya dalam Diskursus Wujūdiyyah di Nusantara. Ulumuna. https://doi.org/10.20414/ujis.v17i2.163

Mahrudin, M. (2014). Kontribusi Falsafah Pobinci-Binciki Kuli Masyarakat Islam Buton Bagi Dakwah Islam Untuk Membangun Karakter Generasi Muda Indonesia. Jurnal Dakwah. https://doi.org/10.14421/JD.2014.15206

Muda, L. (2014). Pembentukan dan Pengembangan Karakter dalam Kepemimpinan. Al-Ulum, 14(1), 109–126. Diambil dari http://journal.iaingorontalo.ac.id/index.php/au/article/view/231/191

Nalefo, L. (2017). The Role of Martabat Tujuh within the Society of the Sultanate Buton Wolio. Asian Culture and History. https://doi.org/10.5539/ach.v10n1p6

Nanti, S., Sewang, A. M., & Muzakkir, M. (2018). Pendidikan Islam di Zawiyah pada Masa Kesultanan Buton Abad Ke-19. Jurnal Diskursus Islam, 6(3), 538–561. https://doi.org/10.24252/jdi.v6i3.6550

Ni’am, S. (2016). Tasawu di Tengah Perubahan Sosial (Studi tentang Peran Tarekat dalam Dinamika Sosial-Politik di Indonesia). Harmoni, 15(2), 123–137. Diambil dari http://jurnalharmoni.kemenag.go.id/index.php/harmoni/article/view/35

Noesa, M. (2017). Antara Kepala dan Ekor Naga yang Berpisah 5 kilometer. www.kompasiona.com.

Purwanto, M. R. (2017). Sistem Pemerintahan Islam dan Undang-undang Kesultanan Buton di Sulawesi Tenggara, V(2).

Rajab, M. (2015). Dakwah Islam pada Masa Pemerintahan Sultan Buton ke XXIX. Jurnal Diskursus Islam, 3(1), 49–72. Diambil dari http://journal.uin-alauddin.ac.id/index.php/diskursus_islam/article/view/195/142

Sangidu. (2002). Konsep Martabat Tujuh dalam At-Tuchfatul Mursalah Karya Syaikh Muhammad Fadhullah Al-Burhanpuri. Humaniora, 14(1).

Suryana. (2010). Metodologi Penelitian Model Praktis Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

Susanti, D. (2017a). Perubahan dan Ancaman Benteng Keraton Buton di Kota Bau-Bau Sulawesi Tenggara. Jurnal Konservasi Cagar Budaya, 11(2), 46–63. https://doi.org/10.33374/jurnalkonservasicagarbudaya.v11i2.175

Tungkagi, D. Q. (2017). Varian Islam Nusantara : Jawa, Minangkabau dan Gorontalo. Jurnal Lektur Keagamaan, 15(2), 273–294. Diambil dari https://jurnallekturkeagamaan.kemenag.go.id/index.php/lektur/article/view/524

Yulianto, R. (2014). Tasawuf Transformatif sebagai Solusi Problematika Manusia Modern dalam Perspektif Pemikiran Tasawuf Muhammad Zuhri. Teosofi: Jurnal Tasawuf dan Pemikiran Islam, 4(1), 56–87. https://doi.org/10.1038/132817a0

Yunus, A. . (2015). Posisi Tasawuf dalam Sistem Kekuatan di KEsultanan Buton Pada Abad ke 19. Jakarta: Netherland Cooperation in Islamic Studies (INIS).

Zahari. (1977). Sejarah dan Adat Fiy Darul Butuni. Jakarta: Depdikbud.

Zahroh, A. (2019). Kepemimpinan Pesantren dan Perubahan Sosial. Tarbiyatuna: Jurnal Pendidikan Islam, 12(2), 3–4. Diambil dari http://www.iaisyarifuddin.ac.id/ejournal/index.php/tarbiyatuna/article/view/399/283


Full Text: PDF

DOI: 10.21043/esoterik.v5i2.5983

How To Cite This :